Piala Dunia 2022 yang dselenggarakan di Qatar sudah semakin mendekati titik akhirnya. Sebelum pertandingan pungkasan untuk memperebutkan juara dunia antara Argentina melawan Prancis, ada pertandingan lain yang diadakan. Pertandingan ini merupakan laga perebutan juara ketiga dari turnamen terbesar dalam dunia sepak bola. Perebutan juara ketiga terjadi antara Kroasia dan Maroko. Kedua tim ini gagal mencapai babak final dan harus berjuang untuk memperebutkan posisi ketiga. Laga antara Vatreni dan Singa Atlas ini berlangsung di Khalifa International Stadium.
Di ajang Piala Dunia 2022, ini bukan pertemuan pertama antara skuad asuhan dari Zlatko Dalic dan skuad Walid Regragui. Keduanya bertemu dalam fase grup. Di pertandingan di fase grup tersebut, kedua tim bermain imbang dengan tanpa adanya gol yang tercipta. Namun, Maroko memang bisa dibiilang lebih unggul dengan akhirna lolos sebagai juara grup di atas Kroasia. Dengan demikian, laga perebutan juara ketiga ini seperti lanjutan dari duel yang tidak menemukan pemenang. Ini sebenarnya bukan kejadian pertama. Hal serupa pernah terjadi di Piala Dunia 2018. Belgia dan Inggris bertemu di fase grup dan kemudian bertemu lagi di perebutan juara ketiga.
Untuk Kroasia sendiri, ini menjadi kegagalan yang rasanya tidak diharapkan. Pada Piala Dunia 2022 lalu, Kroasia menempati juara kedua usai takluk dari Prancis di babak final. Dengan masuknya Vatreni ke babak semifinal, tentu para pendukungnya berharap agar kejadian empat tahun lalu bisa berulang. Sayangnya, itu tidak terjadi dan Vatreni hanya mampu bersaing untuk memperebutkan posisi ketiga saja dan tidak mampu mengulangi pencapaian tahun lalu.
Untuk Maroko, ini tidak bisa sepenuhnya dibilang sebagai hasil mengecewakan. Ini merupakan pengalaman pertama bagi Singa Atlas untuk menembus babak semifinal dan akhirnya bertarung untuk tempat ketiga di Piala Dunia. Sebelumnya, tim nasional ini belum pernah mencapai titik setinggi ini. Bahkan, ini juga menjadi pencapaian tertinggi dari tim nasional dari Afrika karena sebelumnya belum ada yang sampai di babak semifinal dan bertarung juga di perebutan gelar juara ketiga. Karena itu, pencapaian ini serasa sudah menjadikan skuad Maroko sebagai pahlawan bagi negara dan benuanya dengan pencapaian tinggi ini.
Untuk Vatreni, ini tentu menjadi pertandingan yang sangat emosional. Skuad arahan dari Zlatko Dalic ini memang dianggap sebagai generasi emas dari Kroasia. Karena itu, pencapaian setinggi mungkin sangat diharapkan, dan ini merujuk juga pada Piala Dunia sebelumnya. Ditambah lagi, usai Piala Dunia 2022 ini, dipastikan sebagian besar pemain utama Kroasia tidak lagi mampu berlaga di Piala Dunia selanjutnya. Hasil bagus tentu diharapkan untuk menutup karir para punggawa timnya. Hadir di perebutan tempat ketiga pun bukan pertama kalinya bagi Vatreni. Pada Piala Dunia 1998, tim ini juga menjadi juara ketiga usai menaklukkan Belanda.
Untuk jalannya pertandingan, skuad Vatreni serta Singa Atlas sama-sama tampil dengan permainan terbuka dan mengupayakan kemampuan terbaiknya. Namun, saat pertandingan baru berjalan tiga menit saja, Yasssine Bounou melakukan blunder yang berbahaya. Kiper Maroko ini melakukan kesalahan dalam eksekusi umpan yang nyaris membuat bola justru masuk ke gawangnya. Untung saja, gol bunuh diri ini tidak terjadi.
Namun, Kroasia tampil unggul dan mencetak gol pertamanya. Gol ini pun terjadi saat pertandingan belum berjalan sepuluh menit. Tepatnya pada menit ketujuh, gol diciptakan oleh Gvardiol. Gol ini bermula dari tendangan bebas yang dilakukan Luka Modric. Si kulit bundar bergerak mengarah ke area kotak terlarang Maroko. Bola pun disambut dengan sundulan dari Ivan Perisic. Namun, bola tidak langsung dimasukkan ke gawang dan itu mengarah ke Josko Gvardiol. Bola pun segera dilanjutkan dengan tandukan dan diarahkan ke pojok kanan dari gawang Maroko. Bounou tidak berhasil menyelamatkan gawagnya dan gol pun tercipta.
Gol pertama dari Josko Gvardiol ini memberikan catatan personal bagi pemain muda ini. Gvardiol berhasil mencatatkan dirinya sebagai pencetak gol termuda bagi Kroasia dengan usia 20 tahun lebih 338 hari. Selain itu, bagi Ivan Perisic, ini pun menjadi pencapaian tersendiri. Dengan partisipasinya dalam gol pertama Kroasia tersebut, ini membuat pemain Tottenham Hotspurs ini mampu memberikan 11 kontribusi bagi gol Kroasia dalam tiga Piala Dunia berbeda, yaitu di tahun 2014, 2018, dan 2022. Catatan ini hanya kalah dari pencapaian Messi yang mencetak kontribusi dalam 16 gol di tiga Piala Dunia.
Walau sempat unggul satu gol, Vatreni ternyata tidak mampu mempertahankan keunggulannya cukup lama. Pada menit ke-9, Singa Atlas mampu menyamakan kedudukan dengan gol dari Achraf Dari. Gol ini berawal dari skema yang mirip dengan gol pertama dari skuad Kroasia. Serangan diawali dengan free kick yang dilakukan oleh Hakim Ziyech. Bola tidak langsung jatuh ke penguasaan pemain Maroko tapi terlebih dahulu mengenai kepala dari Lovro Majer. Majer berusaha membuang bola untuk mengamankan gawang tapi si kulit bundar justru mengarah ke Achraf Dari. Bola pun segera diselesaikan dengan tandukan dari pemain berusia 23 tahun ini dan Livakovic tidak mampu berbuat banyak dalam mengamankan gawangnya.
Permainan terbuka masih tetap dibawakan oleh kedua tim. Baik Vatreni ataupun Singa Atlas tidak ingin sekedar bermain pasif dan bertahan saja guna mencetak gold dan mengamankan kemenangan. Pola permainan terbuka ini pun dimanfaatkan Luka Modric di menit ke-24. Pemain Real Madrid ini berhasil menciptakan ancaman dengan sepakan kerasnya. Hanya saja, itu tidak berhasil menjebol gawang dari Maroko. Ancaman ini dibalas pula oleh Boufal saat pertandingan berjalan 37 menit. Hanya saja, seperti peluang dari Modric, ini pun kembali tidak menghasilkan apapun.
Saat pertandingan hampir mendekati akhir dari waktu normal di babak pertama, pasukan dari Zlatko Dalic berhasil menciptakan gol keunggulan. Pada menit ke-42, Mislav Orsic menjadi pencetak gol kedua di papan skor bagi Kroasia. Berawal dari umpan bagus dari Marko Livaja, Orsic mampu mendapatkan kesempatan untuk melepaskan tembakan. Tendangan dari pemain Dinamo Zagreb ini tidak langsung masuk ke gawang tapi lebih dahulu membentur tiang gawang hingga akhirnya menciptakan gol kedua. Gol ini menjadi gol terakhir di paruh babak pertama. Pemain Kroasia pun bisa sedikit bernafas lega dengan keunggulan itu.
Pertandingan babak kedua masih tetap seru dengan penampilan terbuka dan jual beli serangan dari kedua tim. Baik Vatreni ataupun Singa Atlas sama-sama menerbitkan ancaman di gawang lawan. Hanya saja, permainan dari anak buah Walid Regragui seringkali kurang apik dalam penguasaan bola dan umpan yang dilakukan. Seringkali peluang hampir tercipta tapi kurang optimal karena permainan umpan yang kurang baik. Sedangkan, Kroasia memang lebih unggul dalam permainan bola dan umpan walau tetap saja tidak ada gol tercipta hingga laga usai di babak kedua. Walau sudah diberikan tambahan waktu enam menit, tidak ada perubahan sama sekali. Kroasia pun menang dan menyabet gelar juara ketiga dalam ajang Piala Dunia 2022. Untuk laga utama penentuan juara satu dan dua antara Argentina dan Prancis, ini baru akan berlangsung pada hari Minggu 18 Desember 2022 pukul 22.00 WIB