Gelaran World Cup 2022 sudah memasuki pertarungan di babak semifinal. Hanya tersisa empat tim yang memperebutkan di laga terakhir yang merupakan partai final untuk memperebutkan gelar juara dunia di turnamen sepak bola terbesar. Laga pertama di babak semifinal ini mempertemukan Argentina serta Kroasia. Dua tim ini berhasil lolos dari babak perempat final dan masuk ke babak semifinal dengan jalan yang tidak mulus. Kedua tim ini harus melewati babak adu penalti.
La Albiceleste berhasil measuk ke babak semifinal ini usai menaklukkan Belanda. De Oranje tampil dengan sangat bagus hingga laga bertahan dengan skor 2-2 sampai pada 120 menit pertandingan. Dengan kondisi itu, babak adu penalti pun dilaksanakan dan akhirnya tim ini mampu menang dari De Oranje dengan skor 4-3. Pada laga sebelumnya, Argentina tampil cukup apik. Usai ditaklukkan oleh Arab Saudi secara mengejutkan, Messi dan rekan-rekannya tidak pernah kalah sama sekali hingga akhirnya tim asuhan dari Lionel Scaloni ini tampil di babak semifinal.
Sebaliknya untuk Vatreni, laga yang dilalui memang tidak cukup mulus untuk masuk babak semifinal ini. Skuad asuhan dari Zlatco Dalic ini harus melewati dua laga adu penalti di babak 16 besar dan perempat final. Di babak 16 besar, Vatreni bertanding di babak adu penalti melawan tim Samurai Biru. Kemudian, tim ini hadir juga dengan laga adu penalti saat bertemu Brasil. Laga perempat final melawan Selecao memang berlangsung cukup sengit walau kemudian laga berakhir untuk kemenagan Vatreni melalui skor akhir 4-2. Kalau Albiceleste memiliki Messi dengan kemampuan yang apik di lini depan, Kroasia memiliki Dominik Livakovic yang kemampuannya dalam menjaga gawangnya sangat bagus dan ini terbukti dengan laga-laga yang sudah dilalui sejauh ini.
Vatreni dan Tim Tango sudah pernah bertemu sebanyak lima kali. Dari lima pertemuannya, dua di antaranya terjadi di gelaran Piala Dunia. Pertemuan terakhir ada di Piala Dunia 2018. Di pertandingan ini, Kroasia menaklukkan Argentina saat keduanya berada dalam satu grup. Tiga gol dari Ante Rebic, Modric, dan juga Ivan Rakitic tak terbalaskan sama sekali oleh Albiceleste di laga tersebut. Pertemuan lainnya di Piala Dunia terjadi di tahun 1998. Pada laga ini, Argentina menang dengan gol dari Pineda. Satu gol itu menentukan pemenang dari laga tersebut. Tiga laga lainnya terjadi di pertandingan persahabatan. Dari lima pertandingan, masing-masing mengumpulkan dua kemenangan dan sisanya berakhir imbang.
Untuk jalannya pertandingan, penonton di Lusail Stadium disuguhkan permainan dan persaingan ketat sejak awal pertandingan. Kedua tim yang berlaga di hari tersebut berusaha keras untuk mencari peluang dan membobol gawang lawan secepat mungkin.
Walau begitu,pertandingan memang berjalan dengan cukup berimbang. Tidak terlalu banyak peluang yang dicatatkan dalam menit awal pertandingan dengan upaya penguasaan bola dan kontrol yang cukup baik sehingga celah sulit didapatkan dan kesempatan pun sulit dikreasikan. Baik Lionel Messi dan Luka Modric cukup kesulitan dalam menciptakan peluang berbahaya di laga ini.
Situasi menjadi berubah saat pertandingan masuk ke menit ke-32. Ini berawal dari pelanggaran yang dilakukan oleh Dominik Livakovic. Sang kiper melakukan pelanggaran terhadap Julian Alvarez yang melakukan pergerakan mengancam di di dalam kotak penalti. Karena itu, hadiah tendangan dari titik putih pun diberikan oleh wasit ke Albiceleste. Lionel Messi kembali ditunjuk sebagai algojo untuk menjalankan tugasnya. La Pulga tidak membuang kesempatan berharga tersebut. Gol pun dicatatkan olehnya dan kedudukan berubah 1-0 untuk keunggulan Argentina. Hadirnya gol ini menjadikan Lionel Messi mengumpulkan 11 gol dari laganya di Piala Dunia dan ini membuatnya menjadi pencetak golk terbanyak bagi Albiceleste di gelaran World Cup sepanjang sejarah tim nasional ini. Di peringkat kedua, ada Gabriel Batistuta yang mengoleksi 10 gol di gelaran Piala Dunia untuk Argentina.
Tak butuh waktu lama bagi Albiceleste untuk mengungguli Kroasia. Dengan hadirnya gol pertama, permainan menjadi lebih berkembang dan akhirnya gol pun hadir pada menit ke-39. Gol kedua ini dilesatkan oleh Julian Alvarez. Pemain dari Manchester City ini mampu melakukan aksi ancaman yang berbahaya dengan solo run ke dalam area pertahanan Vatreni. Saat sudah ada di jantung pertahanan lawan, Alvarez pun melepaskan eksekusi yang tidak mampu diamankan oleh Livakovic. Gol kedua pun tercipta dan Alvarez mencatatkan namanya di papan skor.
Hasil dari gol kedua ini sama sekali tidak berubah lagi hingga babak pertama usai. Kroasia sulit mencatatkan peluang dan ancaman sehingga gol pun juga tidak tercipta. Dengan jeda turun minum, Albiceleste merasa cukup tenang dengan keunggulan dua gol tersebut.
Ketertinggalan dua gol tentu menjadi ancaman yang sangat berbahaya bagi peluang Kroasia untuk masuk ke babak final World Cup 2022. Karena itu, Zlatco Dalic pun melakukan pergantian pemain guna menambah kekuatan timnya di babak kedua. Mislav Orsic dan Nikola Vlasic dipilih untuk masuk ke dalam lapangan guna menggantikan Sosa dan Pasalic. Tak lama setelah itu, Petkovic pun hadir ke dalam lapangan untuk menggantikan Brozovic.
Pergantian pemain yang dilakukan oleh Zlatco Dalic terbukti cukup efektif. Permainan serangan dari Vatreni mampu meningkat dan kendali permainan berhasil didapatkan. Walau demikian, ini tidak lantas membuat skuad Albiceleste kesulitan dalam merangkai permainannya. Ini terbukti dari terbukanya peluang yang justru didapatkan oleh skuad Argentina. Pada menit ke-58, La Pulga menjadi ancaman nyata bagi lini belakang Kroasia. Pemain PSG ini melepaskan tembakan dengan kaki kirinya. Namun, ini tidak terlalu berbahaya bagi Livakovic karena kiper ini masih mampu menggagalkan peluang Messi.
Permainan dari Kroasia masih tetap menemukan titik buntu saat sudah semakin dalam memasuki area permainan dari Argentina. Kejadian sebaliknya justru terjadi ketika pertandingan berjalan hampir 70 menit. Tepatnya pada menit ke-69, Albiceleste justru kembali menambah keunggulan yang diraih di babak pertama. La Pulga kembali menjadi sumber bencana bagi skuad Vatreni. Permainan individu yang dilakukan oleh Lionel Messi mampu membuat Josko Gvardiol tak berkutik. Dengan peluang yang ada, Messi melepaskan umpan dan diterima oleh Alvarez. Pemain Manchester City yang berusia 22 tahun ini berhasil mencetak gol untuk Argentina. Ini sekaligus menjadi brace baginya di laga ini.
Dengan adanya tiga gol itu, Kroasia tidak berusaha terlalu mengotot dalam mencoba memasukkan gol lainnya. Terutama untuk anak asuh Lionel Scaloni, tempo permainan diturunkan guna menjaga agar kedudukan tetap bertahan hingga laga usai. Sedangkan, skuad arahan dari Zlatco Dalic kesulitan dalam mencetak gol dan bahkan sekedar menciptakan ancaman yang cukup membahayakan. Pada akhirnya, Argentina pun menang dengan skor 3-0 tanpa balas sama sekali. Dengan hasil ini, Albiceleste menjadi tim pertama yang masuk ke babak final dan menantikan hasil dari laga antara Prancis dan Maroko.