Laga matchday pertama dan partai pembuka Group D World Cup 2022 mempertemukan Denmark dan Tunisia. Tim dinamit berhadapan dengan The Eagles of Carthage di Stadion Education City pada 22 November 2022. Di Group D ini, Denmark menjadi salah satu tim yang diunggulkan untuk lolos selain Prancis yang juga menjadi tim unggulan. Kans kedua tim ini cukup besar dalam lolos dalam fase grup bila melihat potensi dari kekuatan skuad dan pengalamannya di turnamen internasional.
Untuk tim Dinamit sendiri, tim ini memang mengemas bekal cukup bagus dari pertandingan di masa kualifikasi Piala Dunia 2022. Di zona Eropa, Denmark mampu meraih kemenangan penuh di sembilan laga pertama di kualifikasi tersebut. Tak hanya itu saja, bahkan clean sheet pun dicatatkan dari delapan pertandingan yang semakin menunjukkan potensi kekuatan dari Tim Dinamit ini. Laju kemenangan dari tim ini baru terhenti saat berhadapan dengan Skotlandia yang memang harus kalah di laga tersebut. Dengan mengantongi sembilan kemenangan, tiket ke Qatar pun berhasil didapatkan.
Di sisi lain, Tunisia berhasil lolos ke Qatar usai menaklukkan Mali dengan kemenangan agregat di putaran ketiga kualifikasi di zona Afrika. Usai tampil tak cukup bagus di Piala Afrika, Jalel Kadri pun dimasukkan sebagai manager dari tim The Eagles of Carthage ini. Dengan masuknya sosok Kadri ini, Tunisia mampu menuai empat kemanangan dari lima laga terakhirnya. Sebelum datang ke Qatar pun, Tunisia berhasil menumbangkan Iran dengan skor 2-0.
Namun bila melihat catatan pertemuan antara Denmark dan Tunisia, laga pembuka di Group D ini menjadi pertemuan pertama kedua tim di turnamen internasional yang resmi. Sebelumnya, memang sempat ada laga persahabatan di tahun 2002 dan di saat itu, Denmark berhasil menaklukkan Tunisia dengan skor 2-1.
Untuk jalannya pertandingan, Tunisia tampil menekan di awal pertandingan. Tekanan yang diberikan ini berhasil membuahkan peluang yang cukup apik bagi Tunisia di menit ke-11. Pada menit awal pertandingan tersebut, peluang diciptakan dari sepakan Mohammed Drager. Pemain ini melepaskan tendangan dari sudut kotak penalti. Hanya saja, tendangnya ini tidak langsung mengarah ke gawang tapi justru membentur Andreas Christensen. Alhasil, bola pun berbelok arah dan hanya berbuah tendangan sudut bagi The Eagles of Carthage.
Tekanan kembali diberikan hingga momen mengejutkan hadir di menit ke-24. Berawal dari serangan Tunisia, serangan berhasil memunculkan ancaman saat umpan panjang dari arah belakang berhasil diterima oleh Issam Jebali. Jebali pun memanfaatkan umpan tersebut dan berlari ke area kotak penalti Denmark dari area sekitar tengah lapangan. Pergerakannya ini ternyata mampu menaklukkan Schmeichel yang menjaga gawang Denmark dan gol pun tercipta. Hanya saja, wasit tidak mengesahkan gol ini. Sebelum menerima umpan, Jebali dinyatakan sudah ada dalam posisi offside.
Usai momen gol yang dianulir tersebut, giliran dari Tim Dinamit yang melancarkan ancaman dan menciptakan peluang. Pierre-Emile Hojbjerg berhasil mendapatkan posisi di luar kotak penalti guna melepaskan sepakannya. Tembakan jarak jauh pun dilancarkan. Bola mengarah tempat ke gawang tapi kehadiran Aymen Dahmen selaku kiper dari Tunisia berhasil menggagalkan tembakan jarak jauh tersebut.
Kiper yang pernah membela Manchester City dan Leicester City ini tampil gemilang dengan penyelamatannya. Pada menit ke-43, peluang emas berhasil diperoleh pemain dari Tunisia. Jebali yang berhasil masuk ke jantung pertahanan Tim Dinamit berhasil berada dalam posisi satu lawan satu dengan Schmeichel. Jebali pun memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha mengecoh kiper Denmark tersebut dengan melakukan tendangan chip. Namun pengalaman dan ketajaman sang kiper dalam bergerak dan mengantisipasi bola berhasil menepis sepakan chip tersebut dan kesempatan emas itupun digagalkan oleh kiper yang bermain untuk tim Nice ini.
Percobaan berupa peluang emas dari The Eagles of Carthage ini menjadi peluang terakhir yang terjadi di babak pertama. Wasit pun membunyikan peluit tanda berakhirnya babak pertama. Paruh pertama pertandingan pun selesai tanpa adanya gol sama sekali dari kedua tim.
Usai melewati jeda turun minum, tim Tunisia dan Denmark kembali turun ke lapangan. Di awal pertandingan, Tunisia kembali lagi hadir dengan permainan yang menekan dan menyerang area Tim Dinamit. Lini pertahanan Denmark pun harus bekerja cukup intens untuk menghalau serangan yang ada.
Kesempatan pun muncul pada menit ke-50. Tunisia melancarkan serangan yang digerakkan oleh Laudouni. Saat sudah merasa berada dalam posisi tepat dan pemain depannya pun siap menerima umpan, Laudouni pun melancarkan final pass yang ditujukan untuk Slimane. Hanya saja, intercept cukup baik dilakukan oleh pemain belakang Denmark sehingga umpan itu gagal dieksekusi oleh Slimane.
Enam menit usai kemelut tersebut, Denmark yang mendapatkan kesempatannnya. Tim Dinamit berhasil merangkai serangan ke lini bertahan The Eagles of Carthage. Damsgaard menjadi pemain yang berperan dalam serangan ini usai sepakannya digagalkan. Bola muntahan dari hal tersebut pun disambut oleh Olsen. Dengan eksekusinya, Olsen berhasil mengirimkan bola masuk ke dalam gawang Tunisia. Hanya saja, ini tidak menjadi gol. Wasit menganulir gol Olsen ini karena posisi pemain yang ada dalam kondisi offside.
Peluang kembali dibuat oleh pergerakan tim Dinamit. Kali ini, Eriksen yang melepaskan tembakan yang tepat mengarah ke area gawang Tunisia. Hanya saja, Dahmen masih berhasil menepis bola tersebut dan membuahkan sepak pojok bagi Denmark. Eriksen mengirimkan bola ke Christensen. Umpan ini ditanduk dan mengarahkan bolanya ke Cornelius. Finishing dari Cornelius dengan kepalanya hanya sekedar menjadi ancaman tanpa hasil saja saat si kulit bundar hanya membentur gawang saja.
Memasuki masa injury time, terjadi hal menarik lagi di dalam area kotak penalti dari Tunisia. Ada dugaan terjadinya handball oleh salah satu pemain dari Tunisia di jantung pertahanannya. Wasit pun memutuskan untuk mengecek dan melihatnya di VAR. setelah dicek, wasit memutuskan bahwa tidak ada pelanggaran handball seperti dugaan yang ada tersebut. Akhirnya, pertandingan pun harus ditutup dengan skor kacamata bagi kedua tim.
Walau pertandingan memang tidak membuahkan gol, ada beberapa peluang emas yang terjadi dan penyelamatan gemilang dari kiper Schmeichel yang tampil sangat bagus di laga ini, terutama saat terjadi satu lawan satu dengan pemain dari Tunisia. Selain itu, ada beberapa drama offside dan VAR juga yang terjadi. Dari pertandingan ini, Tunisia memang lebih banyak tampil menyerang dan ini terbukti dari catatan percobaan yang dilakukannya. The Eagles of Carthage mencatatkan 13 percobaan sedangkan tim Dinamit hanya mencatatkan 11 percobaan saja. Namun bila dilihat dari ball possession, Denmark memang lebih unggul dan perbedaannya pun cukup besar. Denmark mencatatkan ball possession sebesar 62% dan Unisiaa hanya sanggup mendapatkan 38% saja. Ball possession tim Dinamit pun didukung juga dengan tingginya umpan yang dilakukan dengan akurasi tinggi mencapai 84% dari total 595 umpan di dalam satu pertandingan.