Matchday pertama dari laga di Group F mempertemukan dua tim, yaitu Belgia dan juga Kanada. Belgia menjadi tim yang cukup difavoritkan untuk menembus babak selanjutnya dari Group F ini. Belgia mendapatkan prediksi yang cukup bagus dan ini tidak lepas dari komposisi pemain yang cukup menjanjikan dan sudah cukup berpengalaman di liga top Eropa. Laga keduanya berlangsung di Ahmad bin Ali Stadium pada 24 November 2022.
Tidak terlalu mengherankan bila Belgia memang difavoritkan untuk tembus ke fase selanjutnya di babak 16 besar. Tim ini berhasil menjadi pemegang posisi ketiga dari Piala Dunia 2018 yang lalu. Pada posisi kedua, ada Kroasia yang juga berada dalam satu group bersama The Red Devils di Group F ini. Karenanya, kedua tim ini memang digadang-gadang menjadi calon dengan peluang lolos terbesar untuk masuk ke fase 16 besar. Sedangkan, tim yang menjadi juara dunia di World Cup 2018 itu adalah Prancis. Prancis pun berada di di Piala Dunia 2022 walau berada di group yang berbeda dengan The Red Devils dan juga Vatreny.
Walau skuad dari Thibaut Courtois dan kawan-kawan ini memegang gelar sebagai juara ketiga, langkahnya melaju ke Qatar justu tidak terlalu mulus. Dari lima laga yang dihadapi sebelum berlaga di Piala Dunia 2022 ini, Belgia justru harus menelan dua kekalahan beruntun. Kekalahan pertama didapatkan saat skuad ini harus berhadapan dengan musuh tangguh di UEFA Nations League. Pada bulan September tersebut, Belanda berhasil membuat Denmark kalah dengan satu gol tanpa balas. Kekalahan kedua ini didapatkannya saat berlaga melawan Mesir dan harus takluk dengan skor 1-2.
Dari segi pengalaman sebagai tim nasional, The Red Devils memang memegang kepercayaan diri yang cukup bagus. Tim nasional ini sudah berlaga di Piala Dunia sebanyak 14 kali sehingga sudah cukup banyak menikmati asam garam dari turnamen paling bergengsi di dunia sepak bola ini. Kalau dibandingkan dengan Kanada, ini sangat jauh berbeda. The Canucks baru berhasil menembus Piala Dunia sebanyak dua kali saja.
Walau dari segi sejarah, Belgia memang lebih diuntuntungkan, tapi ini tidak lantas membuat Kanada ciut. Kanada yang saat ini disebut memiliki generasi pemain terbaiknya memang dilihat mampu menjadi hambatan bagi generasi emas dari skuad The Red Devils. Dari segi catatan pertandingan, lima laga terakhir yang dihadapi oleh The Canucks memang tidak cukup bagus hasilnya. Ada dua kekalahan dan satu hasil imbang yang mewarnai dua kemenangan yang berhasil ditorehkan oleh Atiba Hutchinson dan kawan-kawan. Untuk catatan pertemuan antara Belgia dan Kanada, kedua tim hanya pernah bertemu satu kali saja. Ini terjadi di tahun 1989 pada suatu laga persahabatan. Pada laga ini, Belgia mampu menumbangkan Kanada dengan dua gol tanpa balas.
Untuk jalannya pertandingan, Kanada cukup percaya diri dengan performanya yang cukup agresif di menit-menit awal paruh pertama pertandingan. Status Belgia sebagai juara ketiga di turnamen World Cup sebelumnya tidak membuat skuad The Canucks menciut. Umpan-umpan vertikal dilepaskan guna menggiring dan membawa bola di area pertahanan Belgia.
Ini langsung terbukti saat pertandingan baru berjalan singkat. Skuad Setan Merah berhasil dikurung di barisan pertahanannya. Di menit-menit awal, dominasi yang dibawakan oleh permainan agresif dari Jonathan David dan kawan-kawan berhasil membuat tiga percobaan dari dalam kotak penalti.
Salah satu ancaman terbaik itu terjadi pada menit kesepuluh. Kesempatan ini hadir dalam bentuk tembakan 12 pas. Ini bermula dari Yannick Carrasso yang terbukti melakukan pelanggaran berupa handball dan ini dipastikan pula dengan VAR. Handball ini terjadi di kotak terlarang sehingga tembakan penalti dihadiahkan kepada Kanada. Alphonso Davies pun dipercaya untuk menjadi algojo untuk tendangan 12 pas itu. Pemain yang merumput di Jerman bersama Bayern Munich ini mengincar titik di sisi kanan bawah yang akan sulit dijangkau Courtois. Hanya saja, itu ternyata masih belum cukup berhasil mencetak gol saat kiper dari Real Madrid ini berhasil menahan bola itu.
Gagalnya tembakan 12 pas itu tidak lantas menyurutkan semangat juang dari The Canucks. Ini terbukti dari dominasi yang kembali dijalankan melalui serangan dan tempo permainan agresif yang dibawakan oleh skuad Kanada. Dengan agresi seperti ini, The Canucks berhasil mencatatkan hingga 14 tembakan dengan dua di antaranya itu dilepaskan dari area luar kotak terlarang. Belgia yang justru berada dalam dominasi Kanada memilih untuk mengetatkan benteng pertahanan serta mencari peluang serangan balik. Karena itu, tembakan yang berhasil dilepaskan pun hanya sekitar empat tembakan saja dan ini berbanding terbalik dengan skuad The Canucks.
Walau begitu, gol justru dicatatkan oleh tim dari Kevin de Bruyne. Sebuah serangan berhasil dibangun dan dijalankan oleh The Red Devils. Ini memunculkan kesempatan untuk Michy Batshuayi yang tidak dibuang percuma sama sekali. Pemain yang pernah bermain untuk Chelsea ini langsung melesatkan bola ke dalam gawang Kanada di menit ke-44. Keunggulan pun berhasil didapatkan dan ini bertahan hingga turun minum.
Permainan agresif yang ditampilkan oleh The Canucks di babak pertama tidak lagi ditemukan. Kanada justru tidak lagi menjalankan umpan-umpan vertikal. Kondisi berbeda juga terjadi pada skuad Setan Merah. De Bruyne dan kawan-kawan bermain dengan lebih solid dan banyak memanfaatkan pergerakan dari area sayap lapangan.
Perubahan strategi yang dibawakan oleh Belgia terbukti efektif. Dominasi dari Kanada berhasil digempur dan justru situasi berbalik untuk keuntungan dari The Red Devils. The Canucks yang bermain dengan garis yang cukup tinggi itu justru dimanfaatkan oleh lawannya. Garis pertahanan yang cukup tinggi memunculkan celah-celah yang bisa dieksploitasi oleh pemain Belgia.
Dengan situasi yang sulit, Kanada baru menghasilkan peluang bagus pada menit ke-80. Ancaman ini bermula dari pergerakan yang terjadi di sisi kanan lapangan dengan umpan silang yang dilepaskan. Jonathan David pun menerima umpan ini dan memberikan sundulan bagi si kulit bundar. Walau bola itu diarahkan di titik yang cukup jauh dari jangkauan Courtois, penjaga gawang utama dari The Red Devils ini masih mampu bermain apik dan menggagalkan peluang emas tersebut.
Setelah itu, tempo permainan menjadi turun bagi sisi Kanada. Permainan yang dibawakan oleh The Red Devils pun tidak berkembang tapi justru menjadi kurang terkelola dengan baik. Karena itu, peluang yang ada tidak berhasil dikonversi menjadi gol tambahan. Hingga akhirnya babak kedua itu usai, tidak ada perubahan lagi di papan skor. Kondisi keunggulan dari Belgia di penghujung babak pertama masih tetap bertahan tanpa adanya gol lainnya. Dengan hasil ini, Belgia pun sementara menghuni puncak klasemen karena pada pertandingan lainnya di matchday pertama ini, Maroko dan Kroasia bermain imbang tanpa gol sama sekali. Di laga ini pun, Kevin de Bruyne dinobatkan sebagai man of the match