Pada pertandingan pembuka matchday pertama di Group G, Swiss bertanding melawan Kamerun. Kedua tim ini saling beradu kekuatan di Stadion Al Janoub. Swiss serta Kamerun tergabung di dalam Group G World Cup bersama dengan Brasil dan juga Serbia. Di atas kertas, Swiss barangkali lebih diunggulkan. Bersama dengan Brasil, tim berjulukan Rossocrociati ini memang diprediksi mendapatkan kans lebih besar dibandingkan Kamerun dan juga Serbia.
Pertandingan antara Swiss dan Kamerun menjadi laga yang tentu penting bagi keduanya. Kedua tim ini perlu adanya hasil positif guna mengamankan kesempatan untuk masuk ke babak enam belas besar. Dengan hanya adanya tiga pertandingan untuk masing-masing tim, tentu baik Rossocrociati serta Indomitable Lions tentu tidak ingin kehilangan poin begitu saja. Dua negara dari dua benua berbeda ini memiliki target yang sama tentu saja, dan itu adalah melaju ke fase 16 besar dan melanjutkan perjalanan di World Cup 2022 tanpa harus pulang lebih dahulu dari Qatar.
Dari segi catatan pertandingan, Swiss bisa dibilang memiliki hasil yang memuaskan. Sebelum berangkat ke Qatar guna bertanding di World Cup 2022, Rossocrociati sudah berhasil mengalahkan tim kuat seperti Republik Ceko, Portugal, serta Spanyol di EUFA Nations League. Hanya saja, hasil positif ini sempat tercoreng saat Granit Xhaka dan rekan-rekannya ditaklukkan oleh Ghana pada laga uji coba. Tim ini harus mengakui kekalahan atas lawannya tersebut dengan skor 0-2.
Walau begitu, Swiss pun tidak perlu terlalu khawatir. Dalam hal penampilannya di Piala Dunia, negara ini pernah beberapa kali menjadi tim yang bermain di laga pembuka fase group. Dalam lima pertandingan terakhir di pembukaan fase group, tim yang saat ini diasuh oleh Murat Yakin ini tidak pernah kalah sama sekali. Catatan ini tentu bisa diteruskan dengan menaklukkan The Indomitable Lions.
Sedangkan untuk Kamerun, catatan tak cukup baik ternyata didapatkan. Dari beberapa laga yang dilalui sebelum masuk ke Qatar di Piala Dunia 2022, Kamerun harus mengalami kekalahan saat bermain melawan Korea Selatan dan juga Uzbekistan. Lalu, ada dua hasil imbang saat bermain melawan Panama serta Jamaika. Lepas dari empat pertandingan itu, hal paling mengecewakan tentu saja saat Kamerun gagal menembus partai final di Piala Afrika usai kalah di semifinal. Padahal, The Indomitable Lions merupakan tuan rumah di Piala Afrika tersebut dan hanya tersisa satu pertandingan saja untuk masuk ke babak final.
Untuk jalannya pertandingan, Swiss tampil dengan cukup baik sejak awal pertandingan. Anak asuhan Murat Yakin menampilkan permainan yang menekan dan mendominasi penguasaan bola sejak pertandingan mulai berjalan. Kamerun yang berada dalam dominasi lawanya pun tidak lantas sulit menemukan pola permainannya. Walau berada di di bawah tekanan, anak asuhan Rigobert Song masih mampu melancarkan serangan balik yang cukup mengancam baris pertahanan Rossocrociati.
Pertahanan dari The Indomitable Lions memang terbukti kokoh. Walau dominasi memang mengarah ke pihak Swiss, permainan tidak benar-benar melahirkan ancaman. Swiss memainkan umpan-umpan panjang guna membawa bola ke lini pertahanan para Singa Kamerun. Hanya saja, tim lawan ini terbukti sangat gigih dalam menjaga gawagnya sehingga umpan jauh dan panjang yang ada seringkali terhenti saat sudah memasuki area pertahanan Kamerun.
Ketika Rossocrociati memainkan umpan jauh, anak asuhan Rigobert Song memilih untuk memainkan umpan terobosan. Ini terbukti efektif karena ancaman lebih sering tercipta bila dibandingkan rangkaian serangan dari racikan Murat Yakin. Choupo-Moting seringkali berhasil meloloskan diri dari penjagaan pemain Swiss dengan bantuan dari umpan terobosan yang diberikan. Hanya saja, pergerakan dari striker Bayern Munich ini tidak cukup dieksekusi dengan baik sehingga masih belum ada gol yang dicatatkan di papan skor. Ancaman justru dihadirkan oleh Mbeumo yang bahkan sempat membuat Yann Somer harus melakukan penyelamatan berharga saat laga sudah berjalan 30 menit.
Dengan serangan dan dominasi permainan dari Rossocrociati, kesempatan emas baru benar-benar didapatkan saat pertandingan hampir usai. Ancaman ini dihasilkan dari sundulan yang dilakukan oleh Manuel Akanji. Hana saja, sundulannya ini tidak terarah dengan baik sehingga bolanya justru menjauhi target dan melebar meninggalkan area pertandingan. Babak pertama di laga pembuka Group G ini pun usai. Para pemain pun harus masuk ke kamar ganti tanpa adanya gol yang berhasil dibukukan.
Saat memasuki babak kedua, awal pertandingan tidak menyajikan perubahan signifikan. Penguasaan bola dan alur permainan pun masih cukup sama seperti yang terjadi di babak pertama.
Namun, kebuntuan yang ada sejak babak pertama pun terpecahkan. Dominasi dari Rossocrociati membuahkan hasil saat pertandingan baru berjalan 3 menit di babak kedua. Pada menit ke-48, gol tercipta. Breel Embolo menjadi pencetak gol bagi tim Swiss. Ini berawal dari umpan tarik yang dilakukan oleh Xherdan Shaqiri yang tengah berada di sayap kanan lapangan. Embolo menerima umpan itu dalam keadaan tanpa pengawalan. Dengan posisinya yang cukup bebas, penyerang dari AS Monaco ini pun melepaskan tembakan mendatar yang mulus dan gagal dihentikan oleh Onana. Gol pun diciptakan untuk keunggulan Swiss. Hanya saja, Embolo memang memilih untuk tidak melakukan selebrasi apapun. Ini karena Kamerun merupakan tempat kelahiran dari pencetak gol pertama Swiss ini.
Usai kebobolan di awal babak kedua ini, The Indomitable Lions membuktikan kegigihannya. Bukannya putus asa, tim ini merespon gol itu dengan permainan menyerang guna mendapatkan peluang dan bisa menyamakan kedudukan. Intensitas serangan menjadi meningkat. Hanya saja, serangan-serangan yang dilancakan tidak cukup efektif. Lini bertahan dari Swiss yang dikelola oleh Manuel Akanji dan rekan-rekannya berhasil meredam serangan yang dijalankan.
Namun, serangan yang terus digerakkan itu membuahkan kesempatan di menit ke-58. Choupo-Moting menutup serangan dari timnya dengan suatu sepakan keras. Kulit bundar meluncur ke gawang. Hanya saja, penampilan dari Sommer masih sangat apik di bawah gawang sehingga bola itu bisa digagalkan dengan tanpa banyak kesulitan.
Para Singa dari Kamerun terlalu menikmati permainan menyerang yang diupayakan. Namun, upaya ini justru hampir menciptakan bencana. Pada menit ke-67, ancaman berhasil didapatkan dan Rossocrociati berusaha memanfaatkan peluang ini. Pergerakan yang ada pun mirip seperti gol yang dihasilkan oleh Embolo. Hanya saja, kali ini posisi Embolo digantikan oleh Vargas yang bebas tanpa adanya penjagaan dari pemain belakang Kamerun. Hanya saja, tembakan keras yang dilakukan Vargas tidak membuahkan gol. Kiper yang merumput bersama Inter Milan ini berhasil menggagalkan ancaman itu.
Peluang kembali tercipta saat pertandingan hampir usai. Rossocrociati dengan pergerakan dari Xherdan Shaqiri hampir saja menggandakan keunggulan. Mantan pemain Liverpool ini menguasai bola di luar kotak penalti. Melihat adanya kesempatan, pemain ini pun melepaskan tembakan dari luar kotak terlarang itu. Hanya saja, Onana kembali tampil gemilang dna menjaga gawangnya dengan menghalau sepakan itu. Hingga pertandingan usai pun, tidak ada hasil gol tambahan baik dari Rossocrociati ataupun dari Indomitable Lions